Tata surya Bima Sakti hanya 8 planet
Ribuan
astronom yang berkumpul di Praha, Ceko akhirnya memutuskan bahwa Pluto
tidak masuk dalam kategori planet pada pertemuan puncak International
Astronomical Union (IAU) Kamis (24/8/06). Alasannya, Pluto tidak
memiliki orbit yang dominan seperti delapan planet lainnya. Meskipun
demikian, benda langit yang dikenal sebagai planet kesembilan selama 76
tahun di Tata Surya Bimasakti (Milky Way) dimasukkan ke dalam
klasifikasi baru yang disebut planet kerdil. Selain Pluto, Charon, Xena,
dan Ceres juga dimasukkan dalam kategori baru ini.
Definisi
yang tegas diperlukan sejak teleskop berteknologi mutakhir berhasil
menunjukkan objek-objek langit baru yang berukuran sebanding Pluto.
Tanpa batasan yang tegas, jumlah benda-benda langit yang disebut planet
di Tata Surya mungkin bisa mencapai 50 atau lebih. Dalam sidang umum
IAU, para astronom sepakat bahwa benda langit dapat disebut sebagai
planet jika mengorbit bintang namun bukan sebagai bintang yang
memancarkan sinar. Selain itu, ukurannya harus cukup besar sehingga
memiliki gravitasi yang membuatnya berbentuk bulat dan memiliki orbit
yang jelas berbeda dengan objek langit lainnya.
Pluto
secara otomatis tidak memenuhi syarat ini karena orbitnya yang
berbentuk elips tumpang tindih dengan orbit Neptunus. Orbitnya terhadap
Matahari juga terlalu melengkung dibandingkan delapan objek yang
diklasifikasikan sebagai planet. Dengan keputusan yang ditetapkan IAU
ini, referensi mengenai planet-planet di buku teks maupun ensiklopedia
harus direvisi. Tata Surya dengan Matahari sebagai pusatnya akan
dideskripsikan dengan delapan planet saja. Sementara benda-benda langit
lainnya diklasifikasikan tersendiri.
Pluto
(nama resmi: 134340) adalah sebuah planet katai (planet kerdil/dwarf
planet) dalam Tata Surya. Pada 7 September 2006, nama Pluto diganti
dengan nomor saja, yaitu 134340. Pada 1978 Pluto diketahui memiliki
satelit yang berukuran tidak terlalu kecil darinya bernama Charon
(berdiameter 1.196 km). Kemudian ditemukan lagi satelit lainnya, Nix dan
Hydra. Setelah 75 tahun semenjak ditemukan, Pluto masih terbalut
misteri. Saat ini wahana nirawak New Horizons telah diluncurkan untuk
meneliti Pluto dan diperkirakan akan mendekati Pluto dalam jarak
terkecil pada Juli 2015.
Sejak
ditemukan oleh Clyde William Tombaugh, seorang astronom muda di
Observatorium Lowell, pada 18 Februari 1930, Pluto kemudian menjadi
salah satu anggota dari Tata Surya yang paling jauh letaknya. Jarak
Pluto dengan matahari adalah 5.900,1 juta kilometerm (39 kali jarak
Matahari dengan Bumi). Pluto memiliki diameter yang mencapai 4.862 km
(kurang dari seperlima ukuran Bumi) dan memiliki massa 0,002 massa Bumi.
Periode rotasi Pluto adalah 6,39 hari, sedangkan periode revolusi
adalah 248,4 tahun. Bentuk Pluto mirip dengan Bulan dengan atmosfer yang
mengandung metan. Suhu permukaan Pluto berkisar -225 Celsius, sehingga
sebagian besar berwujud es.
Kalau
melihat sejarahnya, Pluto sebenarnya ditemukan lantaran adanya teori
mengenai planet kesembilan dalam sistem tata surya Bimasakti. Baru
kemudian setelah Clyde mampu menunjukkan bukti-bukti nyata dalam
penelitiannya, akhirnya Pluto resmi menjadi salah satu planet yang
menentukan rotasi galaksi ini. Pada saat Pluto ditemukan, ia hanya
diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang berada setelah
Neptunus. Kemudian, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto sempat
dikira sebagai planet yang sebenarnya. Akhirnya keberadaan satelit
Charon ini semakin menguatkan status Pluto sebagai planet.
Akan
tetapi, para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lain
di belakang Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga
mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa
yang dikenal sebagai objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari
objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Obyek
Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km
pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta,
Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).
Penemuan
2003 EL61 cukup menghebohkan karena Obyek Sabuk Kuiper ini diketahui
juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil
dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober
2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari
Pluto, obyek ini juga memiliki satelit.
Pluto
sendiri, dengan orbit memanjangnya yang aneh, memiliki perilaku lebih
mirip objek Sabuk Kuiper dibanding sebuah planet, demikian anggapan
beberapa astronom. Orbit Pluto yang berbentuk elips tumpang tindih
dengan orbit Neptunus. Orbitnya terhadap Matahari juga terlalu
melengkung dibandingkan delapan objek yang diklasifikasikan sebagai
planet. Pluto juga berukuran amat kecil, bahkan lebih kecil dari Bulan,
sehingga terlalu kecil untuk disebut planet.
Setelah Tombaugh wafat tahun 1997, beberapa astronom menyarankan agar International Astronomical Union, sebuah badan yang mengurusi penamaan dan penggolongan benda langit, menurunkan pangkat Pluto bukan lagi sebagai planet. Selain itu beberapa astronom juga tetap ingin menerima Pluto sebagai sebuah planet. Alasannya, Pluto memiliki bentuk bundar seperti planet, sedangkan komet dan asteroid cenderung berbentuk tak beraturan. Pluto juga mempunyai atmosfer dan musim layaknya planet. Sebuah ekspedisi yang dinamakan Pluto Express direncanakan mulai meluncur ke angkasa pada Desember 2004 dan direncanakan tiba di Pluto paling lama pada tahun 2008, namun ekspedisi ini akhirnya dibatalkan pada tahun 2000 karena masalah dana dan digantikan sebuah misi baru bernama New Horizons (diluncurkan Januari 2006). Pesawat ini akan melintasi Pluto dan Charon, satelit alaminya, dan kemudian mengirimkan foto-foto ke Bumi. Salah satu studi yang akan dilakukan Horizons mencakup masalah atmosfer yang ada di lapisan satelit Pluto tersebut. New Horizons juga direncanakan akan terbang menuju Sabuk Kuiper.
Hingga
kini dipercaya Pluto memiliki sifat atmosfer yang paling asli semenjak
memisahkan diri dari matahari. Lapisan atmosfer ini juga dikenal sebagai
lapisan paling dingin yang pernah dimasuki sebuah pesawat misi angkasa
luar dari bumi. Setelah Tombaugh wafat tahun 1997, beberapa astronom menyarankan agar International Astronomical Union, sebuah badan yang mengurusi penamaan dan penggolongan benda langit, menurunkan pangkat Pluto bukan lagi sebagai planet. Selain itu beberapa astronom juga tetap ingin menerima Pluto sebagai sebuah planet. Alasannya, Pluto memiliki bentuk bundar seperti planet, sedangkan komet dan asteroid cenderung berbentuk tak beraturan. Pluto juga mempunyai atmosfer dan musim layaknya planet. Sebuah ekspedisi yang dinamakan Pluto Express direncanakan mulai meluncur ke angkasa pada Desember 2004 dan direncanakan tiba di Pluto paling lama pada tahun 2008, namun ekspedisi ini akhirnya dibatalkan pada tahun 2000 karena masalah dana dan digantikan sebuah misi baru bernama New Horizons (diluncurkan Januari 2006). Pesawat ini akan melintasi Pluto dan Charon, satelit alaminya, dan kemudian mengirimkan foto-foto ke Bumi. Salah satu studi yang akan dilakukan Horizons mencakup masalah atmosfer yang ada di lapisan satelit Pluto tersebut. New Horizons juga direncanakan akan terbang menuju Sabuk Kuiper.
0 komentar:
Posting Komentar