Sejarah Singkat Kota Jayapura
4 Votes
Nama Kota
Jayapura pada awalnya adalah Holandia dimana nama tersebut di berikan oleh
Kapten Sachse pada tanggal 07 Maret 1910. Apa ari Holandia : Hol = lengkung;
teluk land= tanah, tempat yang berteluk. Negeri Belanda atau Holland atau
Nederland – geografinya menunjukkan keadaan berteluk-teluk. Geografi Kota
Jayapura hampir sama dengan garis pantai utara negeri Belanda itu. Kondisi alam
yang berlekuk-lekuk inilah yang mengilhami Kapten sache untuk mencetuskan nama
Hollandia di nama aslinya Numbay. Numbay diganti nama sampai 4 kali:
Hollandia-Kotabaru-Sukarnopura–Jayapura, yang sekarang dipakai adalah “Jayapura
“. Walikota Pertama Drs. Flores Imbiri. 1979-1989. Walikota kedua Drs. Michael
Manufandu, MA. 1989-1993. Walikota ketiga Drs. Reomantyo periode 1994 – 1999.
Walikota keempat Drs. M. R. Kambu, M.Si, periode 200-2005. Walikota kelima Drs.
M. R. Kambu, M.Si periode 2005-2010. Wakil Walikota H.Sudjarwo, BE.
Kota Jayapura telah sejak lama bersentuhan dengan dunia luar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya Orang-orang luar yang pernah singgah di tanah Papua ini adalah orang Spanyol yang pernah mengarungi samudera dan bersentuhan dengan orang-orang Indonesia pada umumnya dan orang-orang Irian pada khususnya. Sejarah arung samudera telah mencatat secara baik seseorang berbangsa Spanyol bernama YNICO ORTIS DE FRETES. Dengan kapalnya bernama “SAN JUAN ” pada tanggal 16 Mei 1545 berangkat dari Tidore ke Mexico. Dalam perjalanan Ortis de Fretes tersebut tiba disekitar muara sungai Mamberamo pada tanggal 16 Juni 1545 memberikan nama NOVA GUINEA kepada orang-orang dan tanah Papua atau Irian Jaya.
Kota Jayapura telah sejak lama bersentuhan dengan dunia luar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya Orang-orang luar yang pernah singgah di tanah Papua ini adalah orang Spanyol yang pernah mengarungi samudera dan bersentuhan dengan orang-orang Indonesia pada umumnya dan orang-orang Irian pada khususnya. Sejarah arung samudera telah mencatat secara baik seseorang berbangsa Spanyol bernama YNICO ORTIS DE FRETES. Dengan kapalnya bernama “SAN JUAN ” pada tanggal 16 Mei 1545 berangkat dari Tidore ke Mexico. Dalam perjalanan Ortis de Fretes tersebut tiba disekitar muara sungai Mamberamo pada tanggal 16 Juni 1545 memberikan nama NOVA GUINEA kepada orang-orang dan tanah Papua atau Irian Jaya.
Sesudah
Ortis de Frets menyusul lagi pengarung – pengarung samudera yang lain antara
lain ALVARO MEMDANA DE NEYRA ( 1567 ), ANTOMIO MARTA ( 1591 – 1593 ), dan
lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa orang-orang Spanyolpun pernah ada kontak dan
sentuhan dengan penduduk di Jayapura dan sekitarnya. Selanjutnya Besleit (Surat
Keputusan) Gubernemen Hindia Belanda Nomor 4 tanggal 28 Agustus 1909 kepada
Asisten residen, di Manokwari diperbantukan 1 detasemen (4 Perwira + 80
tentara). Dalam surat keputusan tersebut antara lain tertera ( dalam bahasa
Belanda ) diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Sebagai lanjutan dari
pelaksanaan surat keputusan ini, maka pada tanggal 28 September 1909 kapal
“EDI” mendaratkan satu detasemen tentara dibawah komando Kepten Infanteri F.J.P
SACHSE, segera dimulai menebang pohon-pohon kelapa sebanyak 40 pohon, tetapi
segera pula pembayaran ganti rugi harus dilakukan kepada pemiliknya seharga 40
ringgit atau 40 * f 2,50 = f 100,- (seratus gulden / rupiah). Suatu jumlah uang
yang sangat besar waktu itu – 1910 seorang ahli lain bernama KIELICH menulis
“Hollandia kostte vierting (40) rijk daalders” Jayapura harganya 40 ringgit
atau f 100,- (seratus gulden / rupiah). Berdirilah kompamen pertama yang
terdiri dari tenda-tenda, tetapi segera diusahakan untuk mendirikan
perumahan-perumahan dari bahan sekitar tempat itu.Penghuni-penghuni pertama
terdiri dari 4 Perwira, 80 anggota tentara, 60 pemikul, beberapa pembantu dan
isteri-isteri para angkatan bersenjata ini, total keseluruhan berjumlah 290
orang.
Ada 2 sungai
masing-masing Numbai dan Anafri yang menyatu dan bermuara di teluk Numbai atau
Yos Sudarso, dengan sebutan populer muara sungai Numbai. Sungai Numbai – Anafri
mengalir melalui satu ngarai yang berawa-rawa penuh dengan pohon-pohon sagu dan
bermata air di pegunungan Cycloop. Karena Patroli perbatasan Jerman memberi
nama ‘Germanihoek” (pojok Germania/Jerman) kepada kompamennya, maka Kapten
Sachse memberi nama “HOLLANDIA” untuk tempat mereka/ Belanda.
Hari jadi
Hollandia / Jayapura dilukiskan sebagai berikut : “Pada hari itu 7 Maret 1910
cuaca buruk tetapi suasana diantara penghuni eksplorasi detasemen sangat baik.
Keempat brigade berkumpul dalam sikap upacara sekeliling tiap bendera dengan
pakaian yang rapih dan bersih serta dengan kancing-kancing yang berkilat.
Kapten/Sachse berpidato mula-mula dalam Bahasa Belanda, kemudian dalam Bahasa
Melayu dengan penuh semangat. Sesudah itu dia memberi komando : “Dengan nama
Ratu naikkan bendera! Semoga dengan perlindungan Tuhan tidak akan diturunkan
sepanjang masa”. Segera setelah bendera berkibar semua kelewang atau sangkur
disentakkan dari sarungnya dan terdengar teriakan “Hura-hura-hura”. Lahirlah
Hollandia / Jayapura tanpa rumah bersalin, dokter, dan bidan suster pada pagi
hari itu. Selamat !
Dengan
demikian hari jadi kota Jayapura sejak 7 Maret 1910. Timbul pertanyaan mengapa
nama asli lokasi BAU O BWAI (bahasa Kayupulo), secara populer NUMBAI diganti
HOLLANDIA ? pemberi nama Hollandia adalah seorang Belanda-Kapten Sachse, tidak
mau tahu dan tidak minta persetujuan pemilik tanah lokasi itu. Yang penting
selera saya Sachse dari Holland / Belanda. Apa arti Hollandia ? Hol = lengkung;
teluk, land = tanah; tempat. Jadi Hollandia artinya tanah yang melengkung atau
tanah / tempat yang berteluk. Negeri Belanda atau Holland atau Nederland –
geografinya menunjukkan keadaan berteluk teluk. Georgrafi kota Jayapura hampir
sama dengan garis pantai utara negeri Belanda itu. Kondisi alam yang
lekuk-lekuk inilah yang mengilhami Kapten Sachse untuk mencetuskan nama
Hollandia di atas nama asli Numbay. Numbay ditimpa atau diganti nama sampai 4
kali ; Hollandia-Kotabaru-Sukarnopura-Jayapura, yang sekarang dipakai adalah
“JAYAPURA”.
Irian Jaya definitif kembali ke Indonesia 1 Maret 1963. Sejak 1 Mei 1963 sampai sekarang (2005) sudah 42 tahun berlalu. Banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi di Irian Jaya. Kabupaten Jayapura terjadi perubahan dibidang pemerintahan. Ibukota Kabupaten Jayapura dimekarkan menjadi kota Administratif (kotif) Jayapura. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 26/1979 tanggal 28 Agustus 1979 tentang pembentukan Kota Administratif Jayapura, maka dengan ketentuan pelaksanaan Permendagri No. 5 tahun 1979 dan Instruksi Mendagri No. 30 tahun 1979, Kota Jayapura pada hari Jumat, 14 September 1979, di resmikan sebagai Kota Administraratif oleh Bapak Haji Amir Machmud, Menteri dalam Negeri Republik Indonesia . Pada hari yang sama dilantik Drs. Florens Imbiri sebagai Walikota Jayapura oleh Bapak Haji Soetran, Gubernur KDH. Tingkat I Irian Jaya. Lokasi peresmian Kotif Jayapura adalah halaman kantor Dharma Wanita Propinsi Irian Jaya, Jl. Sam Ratulangi Dok 5 Atas. Jadilah kota administratif yang pertama di Irian Jaya, dan yang ke 12 di Indonesia, Walikota Adminstratif pertama Drs. Florens Imbiri 1979 – 1989, Walikota Administratif kedua Drs. Michael Manufandu, MA 1989-1993.
Berdasarkan UU No. 6 tahun 1993, Kota Adminstratif
Jayapura menjadi Kotamadya Dati II Jayapura oleh Bapak Mendagri Yogie S.M
betempat di lapangan Mandala Jayapura. Pada hari yang sama dilantik Drs. R.
Roemantyo sebagai WaliKota KDH. Tingkat II Jayapura. WaliKota KDH. Tingkat II Jayapura
menyusun dan melengkapi aparat, dinas otonom, dan dinas vertikal serta
membentuk DPRD Kota, sesuai UU No, 5. tahun 1974 WaliKota KDH Tingkat II
Jayapura dipilih oleh DPRD Kota dan terpilih Drs R. Roemantyo sebagai WaliKota
yang definitif periode 1994/1995-1998/1999. Sekretariat Kota untuk pertama kali
berkantor di Yoka menempati eks kompleks APDN di pinggir Danau Sentani. Setelah
kantor baru berlokasi di Entrop selesai dibangun, pada bulan Juli 1998 kantor
pindah ke Entrop di Jln. Balai Kota No. 1 Entrop Distrik Jayapura Selatan.
Tongkat estafet pembangunan dilanjutkan oleh Bapak Drs. M. R Kambu, M.Si
sebagai Walikota Jayapura dan J.I Renyaan, SH sebagai Wakil Walikota Jayapura
periode 1999/2000 – 2004/2005. Untuk pertama kalinya pada tahun 2004 – 2005
dalam sejarah demokrasi di Indonesia pada umumnya dan Kota Jayapura pada
khususnya dilakukan pemilihan kepala daerah secara langsung oleh rakyat, dimana
masyarakat Kota Jayapura masih memberi kepercayaan kepada Bapak Drs. M.R Kambu,
M.Si sebagai Walikota Jayapura dan Sudjarwo, BE sebagai Wakil Walikota Jayapura
periode 2005 – 2010Irian Jaya definitif kembali ke Indonesia 1 Maret 1963. Sejak 1 Mei 1963 sampai sekarang (2005) sudah 42 tahun berlalu. Banyak sekali kemajuan dan perubahan yang terjadi di Irian Jaya. Kabupaten Jayapura terjadi perubahan dibidang pemerintahan. Ibukota Kabupaten Jayapura dimekarkan menjadi kota Administratif (kotif) Jayapura. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 26/1979 tanggal 28 Agustus 1979 tentang pembentukan Kota Administratif Jayapura, maka dengan ketentuan pelaksanaan Permendagri No. 5 tahun 1979 dan Instruksi Mendagri No. 30 tahun 1979, Kota Jayapura pada hari Jumat, 14 September 1979, di resmikan sebagai Kota Administraratif oleh Bapak Haji Amir Machmud, Menteri dalam Negeri Republik Indonesia . Pada hari yang sama dilantik Drs. Florens Imbiri sebagai Walikota Jayapura oleh Bapak Haji Soetran, Gubernur KDH. Tingkat I Irian Jaya. Lokasi peresmian Kotif Jayapura adalah halaman kantor Dharma Wanita Propinsi Irian Jaya, Jl. Sam Ratulangi Dok 5 Atas. Jadilah kota administratif yang pertama di Irian Jaya, dan yang ke 12 di Indonesia, Walikota Adminstratif pertama Drs. Florens Imbiri 1979 – 1989, Walikota Administratif kedua Drs. Michael Manufandu, MA 1989-1993.
0 komentar:
Posting Komentar