2010Sejarah Singkat Kota Medan
2 Votes
Pada zaman
dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya
berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan
ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli,
Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang
Saling/Sei Kera.
Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular. Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai tersebut.
Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular. Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai tersebut.
Secara
keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir,
tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan
penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens
tahun 1910 bahwa disamping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis
tanah liat yang spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda
ditempat yang bernama Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang
membakar batu bata yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada
zaman itu adalah Deli Klei.
Mengenai
curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni : Maksima Utama dan
Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan-bulan Oktober s/d bulan
Desember sedang Maksima Tambahan antara bulan Januari s/d September. Secara
rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000 pertahun dengan intensitas rata-rata
4,4 mm/jam. Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba
dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman
penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863
orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi
primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan
menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.
0 komentar:
Posting Komentar